Lebaran , Hari Kemenangan atau Kekalahan ?


Oleh : Maulana R Irham


Sebulan yang dinanti saban waktu ,
tak terasa kita telah dipenghujung dan semakin berlalu .

Ramadan yang penuh esensi kita lewati ditengah pandemi ,
Suka cita yang akan terasa bagi mereka yang tak sia-sia dirumah .

Tidak pernah terbayangkan merayakan lebaran berjauhan , kemenangan yang serasa layaknya kekalahan .

Agar tetap bersua dengan ramadan berikutnya ,
mari rayakan lebaran dengan sederhana dan semestinya .

Hari yang fitri mungkin selalu berbeda versi , tahun ini masih bisa berkomunikasi saja sudah lebih dari bersilatutahmi .

Lebaran dan kemubaziran ⬇️

Kita pun di bulan yang fitri menyebut hari ini adalah hari kemenangan, hari kembali kepada fitrah, suci bagai bayi. Namun dengan semua pelampiasan keinginan dan hawa nafsu, masih pantaskah kita menyebutnya sebagai hari yang fitri, atau mungkin pengertian kembali ke awal, kembali ke asal, bukan pengertian pada fitri yang sebenarnya . tapi kembali pada kebiasaan lama sebelum Ramadhan, rakus, serakah, tanpa pikir panjangkan ?.

Hari kemenangan pun kini menjelma seperti pesta rakyat, membuat sesajian yang mewah dan lengkap namun untuk dibuang percuma atau dimakan secara membabi buta dan saling berebut makanan yang ada dimeja makan disikat, camilan yang ada di meja tamu pelan-pelan dikunyah dan masuk dalam perut, tak terasa tubuh makin melar. Belum lagi kunjungan-kunjungan silaturahmi sajian makan pun tak kalah menggugah selera, terasa tak enak hati bila tak menyantapnya. Makin lengkap pesta rakyat, melampiaskan nafsu dan keinginannya.

Apakah ini yang disebut hari kemenangan atau jangan-jangan ini adalah hari kekalahan?

 

                     Maulana R Irham

Komentar

Postingan Populer